Sabtu, 24 September 2011

SIAPA SAYA

“SIAPA SAYA”
Vika oktaviani nama ku,biasa di panggil vika dengan teman- teman ku. Aku lahir di Bekasi 22 oktober 1990 dari pasangan H.Awih dan HJ. Atikah , aku putri ke 4 dari empat bersaudara . dan aku masih tinggal di kediaman kedua orang tua ku yang beralamat di ujung harapan Rt 22/17 no 01.
Pendidikan yang pernah aku tempuh hingga aku sampai duduk di universitas gunadarma ini, sebelumnya aku memulai mengenyam pendidikan bangku sekolah dasar di MI ATTAQWA 31 alasan ku agar mendapat pelajaran umum serta lebih pemperdalam mengenal siapa tuhan ku, dan melanjutkannya di SMP ISLAM ANNUR bekasi, pada masa -  masa ini banyak hal yang saya daapatkan pengalaman yang gak bisa di beli dengan setumpuk uang yang beredear,setelah luluas aku melanjutkan kembali di sekolah kejuruan di SMEA PARTRIOT jurusan penjualan di BEKASI.
Suatu hal yang paling aku sayangi adalah keluarga ku, bagi ku sesuatu yang berharga dan sempurna di mata ku. Bagi ku kedua orang tua ku adalah idola setelah tuhan dan nabi ku. Aku bangga terhadapnya serta aku banyak belajar mengenai hidup dan menyingkapi masalah yang ada dalam hidup.yah bisa di sebut sering  atau berbagi pendapat bersama .yah itu sesosok seorang ayah kebanggaan ku. Walaupun ayah ku tidak lulus sekolah dasar dan ibuku hanya lulusan sekolah dasar, tapi dengan usaha yang keras dan tekun untuk menghidupi keluarga dan anak-anaknya ayah ku tetap berusaha keras. Buktinya dari ke 3 saudara di atas ku bisa menuntut ilmu hingga mempunyai gelar S1,dan aku pun sedang berusaha untuk menjadi apa yang orang tua ku inginkan dan menjadi kebanggannya.
Hal yang ingin aku lakukan dalam hidup adalah berguna bagi orang tua ku serta berguna untuk bangsa, apaun yang ada di dalam hidup ku aku akan tetap berusaha dengan keras. Satu hal yang ku ingat dalam hidup adalah suatu apapu yang di dasarkan dengan ilmu dan keihklasan akan berbuah indah.dan sesuatu hal yang di niatkan degan tulus insaalah kan tercapai.
NAMA            : VIKA OKTAVIANI
NPM                : 23209380
KELAS           : 3EB18

Penalaran Deduktif dan Induktif

Penalaran Deduktif dan Induktif
sebelum kita membahas apa itu deduktif dan induktif serta mengetahui contoh dari tersebut sebaiknya kita terlebih dahulu mengetahui apa itu penararan
Penalaran adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan suatu indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk suatu proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
1. Deduktif
Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif biasanya diawali dengan adanya suatu pernyataan/premis yang bersifat umum kemudian diikuti dengan pernyataan/premis yang bersifat khusus. kemudian kita dapat menarik kesimpulan dari premis yang ada sebelumnya, dengan cara menggabungkan kesamaan dari premis umum dan khusus tersebut. Biasanya penalaran deduktif disebut juga sebagai silogisme.
 Macam-macam Penalaran Deduktif
1 . Silogisme
Silogisme adalah suatu proses pengambilan keputusan/kesimpulan (konklusi) dari 2 macam premis yang ada sebelumnya. Sehingga kita dapat menarik kesimpulan dari 2 premis yang ada sebelumnya yang kebenarannya sama dengan dua keputusan yang mendahuluinya.
Contoh :
Semua manusia pasti akan meninggal
Tono adalah manusia
Jadi : Tono pasti akan meninggal
* Hukum-hukum Silogisme
a. Hukum pertama
Silogisme tidak boleh kurang ataupun lebih dari tiga kondisi (term). Apabila kurang dari tiga term berarti bukan silogisme. Jika terdapat empat term, apakah yang akan menjadi pokok perbandingan? tidak mungkinlah orang membandingkan dua hal denga dua hal pula, dan lenyaplah dasar perbandingan.
b. Hukum kedua
Term antara atau tengah (medium) tidak boleh masuk (terdapat) dalam kesimpulan. Term medium hanya dimaksudkan untuk mengadakan perbandingan dengan term-term. Perbadingan ini terjadi dalam premis-premis. Karena itu term medium hanya berguna dalam premis-premis saja.
c. Hukum ketiga
Wilayah term dalam konklusi tidak boleh lebih luas dari wilayah term itu dalam premis. Hukum ini merupakan peringatan, supaya dalam konklusi orang tidak melebih-lebihkan wilayah yang telah diajukan dalam premis. Sering dalam praktek orang tahu juga, bahwa konklusi tidak benar, oleh karena tidak logis (tidak menurut aturan logika), tetapi tidak selalu mudah menunjuk, apa salahnya itu.
d. Hukum keempat
Term antara (medium) harus sekurang-kurangnya satu kali universal. Jika term antara paticular, baik dalam premis mayor maupun dalam premis minor, mungkin saja term antara itu menunjukkan bagian-bagian yang berlainan dari seluruh luasnya. Kalau demikian term antara, tidak lagi berfungsi sebagai term antara, dan tidak lagi menghubungkan atau memisahkan subyek dengan predikat.
Contoh : Beberapa pengusaha pembohong
Amir adalah pengusaha
Amir adalah pembohong.
* Bentuk-bentuk silogisme
a. Silogisme kategorial
 adalah silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik , Demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita berpijak harus merupakan proposisi universal , sedangkan pangkalan khusus tidak berarti bahwa proposisinya harus partikuler atau sinjuler, tetapi bisa juga proposisi universal tetapi ia diletakkan di bawah aturan pangkalan umumnya . Pangkalan khusus bisa menyatakan permasalahan yang berbeda dari pangkalan umumnya , tapi bisa juga merupakan kenyataan yang lebih khusus dari permasalahan umumnya dengan demikian satu pangalan umum dan satu pangkalan khusus dapat di hubungkan dengan berbagai cara tetapi hubungan itu harus di perhatikan kwalitas dan kantitasnya agar kita dapat mengambil konklusi atau natijah yang valid.
b.  Silogisme Hipotesis
adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau mengingkari terem antecindent atau terem konsecwen premis mayornya . Sebenarnya silogisme hipotetik tidk memiliki premis mayor maupun primis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung terem predikat pada konklusi , sedangkan primis minor itu mengandung term subyek pada konklusi.
v  Macam tipe silogisme hipotetik
·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
           Jika hujan , saya naik becak
Sekarang Hujan .
Jadi saya naik becak.
·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekwensinya , seperti :
Bila hujan , bumi akan basah
Sekarang bumi telah basah .
Jadi hujan telah turun
·         Silogisme hipotetik yang premis Minornya mengingkari antecendent , seperti :
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa , maka kegelisahan akan timbul .
Politik pemerintah tidak dilaksanakan dengan paksa ,
Jadi kegelisahan tidak akan timbul
·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekwensinya , seperti:
Bila mahasiswa turun kejalanan , pihak penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak gelisah
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan
2.Entimem
Entimem merupana suatu bentuk silogisme juga. Tetapi, di dalam entimem salah satu premisnya dihilangkan/tidak diucapkan karena sudah sa ma-sama diketahui.
Contoh:
Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.
Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi dua:
a. menipu adalah dosa
b. karena (menipu) merugikan orang lain.
Kalimat a merupakan kesimpulan sedangkan kalimat b adalah premis minor (karena bersifat khusus). Maka silogisme dapat disusun:
Mn       : menipu merugikan orang lain
K          :menipu adalah dosa.
Dalam kalimat di atas, premis yang dihilangkan adalah premis mayor. Untuk melengkapinya kitaharus ingat bahwa premis mayor selalu bersifat lebih umum, jadi tidak mungkin subjeknva³menipu´. Kita dapat menalar kembali dan menemukan premis mayornya: Perbuatan yangmerugikan orang lain adalah dosa. Untuk mengubah entimem menjadi silogisme, mula-mula kitacari dulu ke- simpulannya. Kata-kata yang menandakan kesimpulan ialah kata-kata seperti jadi,maka, karena itu, dengan demikian, dan sebagainya. Kalau sudah, kita temukan apa premis yangdihilangkan.
2. Penalaran Induktif
Dalam materi ini akan dibahas mengenai penalaran induktif dan juga macam-macam dari penalaran induktif.
Penalaran induktif
Merupakan proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi) atau dapat diartikan juga sebagai penarikan kesimpulan berupa prinsip atau bersikap umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus.

Contoh dari penalaran induktif adalah :Kucing mempunyai kelanjar susu untuk menyusui anaknya. Sapi mempunyai kelenjar susu untuk menyusui anaknya. Anjing mempunyai kelanjar susu untuk menyusui anaknya.
Kesimpulan : semua hewan yang mempunyai kelenjar susu dapat menyusui anaknya.
Ada pun macam-macam dari penalaran induksi, yaitu:
A.Generalisasi
Proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena atau peristiwa individual (khusus) untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tersebut. Generalisasi dapat diartikan juga sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar peristiwa. Generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh data statistic dan lain-lain.

Contoh dari generalisasi:
Pemakaian bahasa Indonesia diseluruh Indonesia baik dari generasi yang dahulu maupun generasi yang sekarang blum dapat diseragamkan. Perbedaan dapat dilihat mulai dari struktur kalimat maupun dalam hal pengucapan. Contoh lainnya dalam penyampaina yang ada pada surat kabar, pembawa acara radio maupun televisi masih belum dapat dikatakan benar karena sudah dapat bahasa pergaulan yang lebih umum untuk disampaikan dari pada bahasa Indonesia yang baik dan benar itu sendiri. Fakta-fakta yang ada ini masih menunjukkan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditinggatkan lebih banyak lagi agar dapat tercapainya keselarasan dalam berbahasa.
Macam-macam generalisasi:
Generalisasi sempurna (generalisasi dengan loncatan) fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena atau peristiwa yang ada akan tetapi seluruh fenomena yang ada dapat menjadi dasar penyimpulan.
Contoh : Hampir semua anak kelas 3 mengambil bagian dalam mengisi acara untuk perpisahan akhir tahun nanti.
Generalisasi tidak sempurna (generalisasi tanpa loncatan) fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan dan sebagian fenomena dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Contoh : Semua anak-anak menyukai makanan yang manis-manis.
B.Analogi
Proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain dengan cara membandingkan peristiwa yang ada dengan peristiwa sebelumnya, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Dengan kata lain penalaran analogi dapat diartikan sebagai proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan atau proses membandingkan dari dua peristiwa (hal) yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian ditariklah kesimpulan dari persamaannya tersebut.
Contoh :Untuk menjadi seorang penari professional atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Demikiannya dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit professional dan berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang penari maupun seorang atlit diperlukan latihan yang rajin dan ulet.
Jadi dapat di simpulkan Penalaran adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan suatu indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.dan mempunyai dua jenis metode menalar yaitu induktif dan deduktif serta mempunyai jenis masing- masing.

Sumber :
http://ami26chan.wordpress.com/2011/02/19/penalaran-induktif/

NAMA            : VIKA OKTAVIANI
NPM               : 23209380
KELAS           : 3EB18

Jumat, 06 Mei 2011

fungsi otak kiri dan otak kanan


FUNGSI OTAK KIRI DAN KANAN
Mengenali otak manusia sebenarnya seperti kita membuka satu “motherboard” sebuah komputer yang akan menjelaskan bagaimanakah sistem komputer itu berkerja, kekuatan (kelajuan) komputer tersebut, kekuatan memorinya (RAM), kesesuaian pengunaan komputer tersebut (untuk kegunaan personal , kegunaan pejabat, penggunaan programmer dan seterusnya) dan sebagainya.

Begitu juga bagi otak, mengenali dan memahami susunan otak dan komponen/komposisi otak seakan memberitahu kita siapakah indivudu itu sebenarnya, kemampuannya dan bagaimana seseorang individu itu berinteriksi serta bertindakbalas dalam kehidupannya (Malahan sudah tentu lebih kompleks dari komputer).
Otak manusia terdiri dari belahan atau hemisfera otak kiri dan kanan (selain mempunyai 3 susunan lapisan:-

Otak kiri banyak dikaitkan dengan fungsi akademik yang terdiri dari kemampunan bercakap, kemampuan berbahasa, membaca tulisan, logik, angka, analisis, dan lain-lainnya. Biasanya ia diidentitikan dengan kecerdasan analitik atau intelek. Maksudnya otak kiri kita ini banyak berkait dengan kemampuan matematik, analisis dan kemampuan berfikir secara sistematik. Cara kerja otak ini sangat rapi, dan terstruktur/tersusun. Biasanya otak kiri ini sangat bermanfaat digunakan untuk memahami hal-hal yang kompleks dan perlu pemikiran yang mengkhusus. Individu yang biasanya lebih menggunakan otak kiri adalah seorang penganalisis, pengkaji, Ahli matematik atau saintis.

Sementara Otak kanan pula adalah tempat untuk perkembangan hal-hal yang bersifat artistik, kreativiti, perasaan, emosi, gaya bahasa, irama musik, imaginasi, fantasi, warna, pengenalan diri dan orang lain, hubungan sosial dan pengembangan keperibadian. Jika individu yang banyak yang mengatakan otak kiri dilabel sebagai pengendali IQ (Intelligence Quotient), otak kanan pula memegang peranan penting bagi perkembangan EQ (Emotional Ouotient). Fungsi dari otak kanan ini adalah untuk mengurus pola berpikir kreatif manusia, contohnya adalah kemampuan komunikasi (lingusitik). Cara kerja otak kanan ini biasanya tidak terstruktur, dan cenderung tidak memikirkan hal-hal yang terlalu khusus iaitu bertentangan dengan otak kiri. Contoh orang yang mengunakan otak kanan dibandingkan otak kirinya adalah seorang seniman, pelukis dan sebagainya.

Saya percaya anda tentu perasan bagaimana sesetengah individu akan mempunyai kelebihan pada nombor, lebih rasional atau logik hingga kelihatan sangat “terikat” dengan peraturan dan protokol yang menyebabkan ia boleh kelihatan seperti “robot”.
Sebaliknya , terdapat pula sesetengah individu yang sangat kreatif, berjiwa seni, sangat natural dan kerap kelihatan berada di dalam suasana yang semulajadi. Mereka seperti seorang artis, pelukis, pelakon, ahli muzik, pereka dan sebagainya.
Ini juga menjelaskan kita bagaimana individu terkenal seperti penyanyi M Nasir mempunyai kemampuan dalam kumpulan hemisfera otak yang sama (sebelah kanan) iaitu selain menyanyi, beliau juga berkemampuan dalam bidang gubahan dan penciptaan lagu, mengarah filem, pelukis, berkemampuan dalam bersajak. Begitu juga seperti SN Samad Said selain menulis novel, beliau juga adalah seorang pelukis.
Kenapa boleh jadi bergitu…….? Ini kerana “pemberat” dalam penggunaan belahan otak pada diri masing-masing.

Kerana itu, apabila anda telah mengetahui yang otak mempunyai dua belahan yang berfungsi mengikutkerja masing-masing, dan setiap hemisfera mempunyai kekuatan dan kekurangannya (saling melengkapi), anda sudah boleh menerangkan alasan yang munasabah dan saintifik terhadap perbezaaan yang terjadi di antara sesetengah individu.

Di dalam bidang sains minda, apa yang berlaku pada setiap inidvidu ini (malahan ada pada hampir setiap individu) dipanggil “Brain Lateralization”. Ramai juga pakar psikologis memanggil situasi tersebut sebagai “Brain Dominance” iaitu penggunaan yang tinggi pada belahan otak yang tertentu. Kajian ahli sains neurologi memikirkan situasi ini berlaku kerana gen seseorang individu (seperti penggunaan tangan kanan atau kidal). Tetapi sesetengah pakar kajian mengatakan oleh pengalaman pembesaran, pendidikan, pengaruh ibubapa dan juga situasi masyarakat sekeliling yang mempengaruhi penggunaan otak tersebut.

Meskipun kebanyakan individu akan menggunakan satu hemisfera yang lebih berbanding yang satu lagi (selalunya kebanyakan kita menggunakan otak kiri secara berlebihan kesan dari pendidikan di sekolah) tetapi secara puratanya seseorang individu akan menggunakan kedua-dua belahan otaknya untuk aktiviti-aktiviti seharian.
Bagaimanapun, untuk mencapai kualiti kehidupan yang lebih baik dan untuk kita mengoptimakan serta membangkitkan kemampuan POTENSI DIRI seseorang individu, penggunaan kedua-dua hemisfera otak adalah sangat penting. Iaitu kita menggunakan kedua-dua hemisfera otak dengan seimbang. Malahan kemampuan dan kekuatan fungsi otak akan meningkat secara drastik apabila kita dapat mengoptimakan kedua-dua belah otak ini. Ini yang dipanggil “Whole Brain”. Iaitu penggunaan otak yang lebih menyeluruh.

Jika dahulu bidang pendidikan hanya menggunakan dan mengiktirafkan kecerdasan intelek iaitu penggunaan yang ketara pada otak kiri, ahli psikologis dan pakar pendidikan semakin memahami bahawa ia tidak mengoptimakan fungsi dan kekuatan otak dan mempunyai kelemahan pada kecerdasan emosi (EQ). Terbukti, dinegara-negara yang maju dimana terdapat terlalu ramai pelajarnya yang tinggi dalam IQ dan cemerlang dalam pelajaran, mereka menghadapi masalah EQ yang ketara. Banyak masalah sosial datang dari kelemahan di sebelah EQ.

Kerana itu sekarang wujud banyak institusi seperti SuperLearning Technologies, Accelerated learning, Montenssori Method, The Shichida Method dan sebagainya iaitu institusi yang menggubah pendekatan pembelajaran kepada konsep “whole brain learning” dengan mengoptimakan keseluruhan otak untuk mendapat kecermelangan dalam kehidupan.

Otak besar atau serebum yang terletak di atas batang otak merupakan bagian terbesar dari otak manusia. Bagian ini bertanggung jawab atas semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir, menalarkan, mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan.
Otak besar dibagi menjadi belahan (hemisfer) kiri dan belahan kanan. Masing-masing sisi mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Bagian otak ini merupakan pengendali intelligence quotient (IQ). Daya ingat otak bagian ini juga bersifat jangka pendek.
Sementara itu otak kanan berfungsi dalam perkembangan emotional quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, dan melukis.
Belahan otak mana yang lebih baik, tidak mudah untuk dijawab sebab masing-masing sisi mempunyai fungsi yang berbeda. Akan tetapi, menurut para ahli, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak kirinya.
Para pengguna otak kiri pada umumnya lebih kuat dalam matematika. Mereka juga cenderung memiliki telinga kanan lebih tajam, kaki dan tangan kanannya juga lebih tajam daripada tangan dan kaki kirinya. Demikian juga sebaliknya dengan pengguna otak kanan.
Bagaimana mengetahui seseorang menggunakan sisi otak bagian mana yang lebih dominan juga bisa diintip dari penampilan mejanya. Bila seseorang dominan menggunakan otak kanan, ciri meja kerjanya cenderung berantakan. Meski begitu dia mengetahui dengan pasti di mana letak barang-barang yang dicari serta apa yang saat itu sedang dikerjakan. Sebab, mereka yang lebih banyak menggunakan otak kanan, proses berpikirnya paralel, sedangkan pengguna otak kiri cara berpikirnya serial.
Untuk mengoptimalkan kinerja dua bagian otak, kita bisa melakukan senam otak (brain gym).  Prinsip senam ini adalah melakukan gerakan-gerakan menyimpang melewati bagian tengah atau yang disebut corpus callosum.

rujukan intenet

Jumat, 01 April 2011

metode belajar berkualitas


Metoda Belajar Berkualitas
Berbicara mengenai pendidikan dan kurikulum kita tak dapat melepaskan diri dari komponen pentingnya yaitu metode belajar. Ditengarai salah satu kelemahan sistem pendidikan Indonesia ada pada komponen ini. Metode balajar ialah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi dengan prosedur tertentu dalam upaya mencapai tujuan kurikulum (Hamalik: 2010). Sebagian besar sekolah-sekolah kita masih menerapkan metode belajar konvensional yang mengabaikan proses, belajar hanya untuk mengejar angka kelulusan (learning for exam). Sekolah dengan model belajar seperti ini miskin pengalaman belajar karena belajar hanya dianggap sebagai kegiatan mentransfer ilmu dari guru ke murid.
Sementara pendekatan lainnya adalah pendekatan yang mengacu kepada siswa atau pendekatan proses (learning for experience). Dalam pendekatan ini, belajar diartikan sebagai kegiatan mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam diri siswa supaya menemukan dan mengelola hasil penemuannya atau belajar bagaimana belajar, sehingga tujuan belajar menjadi lebih luas, yaitu belajar untuk mencari pengalaman. Sekolah demikian melahirkan siswa-siswa yang kritis tandanya siswa tidak malu mengemukakan pemikiran-pemikiran kritis, gemar “melahap” buku-buku sumber ilmu pengetahuan, memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Benjamin S. Bloom (1956), merumuskan tujuan belajar menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Setiap ranah dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori berurutan secara hirarkis, mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Dia menyakini bahwa tingkatan ranah berpikir ini juga menentukan dampak belajar yang dialami siswa. Keberhasilannya tergantung pada kecermatan guru menentukan tujuan belajar, tehnik pembelajaran dan kegiatan kelas. Kegiatan kelas disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa-siswa yang beragam, sehingga diharapkan mampu mencapai hasil sebagai ketuntasan belajar. Keberhasilan pembelajaran di balik ruang-ruang kelas akan meningkatkan mutu pendidikan lebih dari sekadar angka kelulusan, tetapi juga mutu lulusannya.
Persoalannya tidak semua guru mampu membuat dan merancang kegiatan belajar yang berkualitas. Kendala seperti keterbatasan fasilitas, kemampuan penguasaan substansi dan dukungan dari institusi atau lingkungan pendidikan nampaknya masih cukup kuat. Jika seorang guru memiliki kemampuan menentukan metode belajar yang tepat pasti akan memudahkan tugasnya sebagai fasilitator. Menjadi fasilitator pembelajaran akan membuat guru memiliki basis penilaian yang adil dan akuntabel, melakukan pendekatan terhadap siswa sesuai dengan kekhususannya, serta membuat refleksi mengajar yang cerdas. Refleksi mengajar berisi tindakan dan akibat yang dialami kelas setelah suatu metode mengajar diterapkan. Refleksi juga memperkaya khasanah guru dalam belajar, kumpulannya bernama portofolio yang terus bertumbuh seiring dengan pertambahan proses interaksi belajar dan mengajar.
Keuntungan bagi siswa, bila mengacu pada teori Bloom, susun tahapan berfikir dari tahapan tingkat rendah (low order thinking skill) menuju ke tingkat tinggi (high order thinking skill) memudahkan siswa beradaptasi di setiap tahapannya sehingga tidak kesulitan beradaptasi terhadap materi, sekali lagi dengan bantuan metode belajar yang dirancang dengan pas di mana guru berfungsi dan berperan sebagai fasilitator. Dampaknya mendorong siswa kreatif dan kritis dan menggunakan ragam kecerdasannya, memaklumi kelemahan dan kelebihannya karena tertakar sesuai tahapan. Terhadap suasana belajar, akan lebih menyenangkan karena tidak terjebak dalam kebuntuan belajar yang statis dan monoton.